Jumat, 22 Februari 2013 0 komentar

Karena 1 Buku, Indonesia Dijajah Belanda 3,5 Abad

Tahukah Anda bahwa karena sebuah bukulah maka bangsa Belanda bisa sampai di Nusantara dan melakukan penjajahan atas bumi yang kaya raya ini selama berabad-abad? Buku tersebut berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien , yang ditulis Jan Huygen van Linshoten di tahun 1595.

Inilah kisahnya:
Jauh sebelum Eropa terbuka matanya mencari dunia baru, warga pribumi Nusantara hidup dalam kedamaian. Situasi ini berubah drastis saat orang-orang Eropa mulai berdatangan dengan dalih berdagang, namun membawa pasukan tempur lengkap dengan senjatanya. Hal yang ironis, tokoh yang menggerakkan roda sejarah dunia masuk ke dalam kubangan darah adalah dua orang Paus yang berbeda. Pertama, Paus Urbanus II, yang mengobarkan perang salib untuk merebut Yerusalem dalam Konsili Clermont tahun 1096. Dan yang kedua, Paus Alexander VI.

Perang Salib tanpa disadari telah membuka mata orang Eropa tentang peradaban yang jauh lebih unggul ketimbang mereka. Eropa mengalami pencerahan akibat bersinggungan dengan orang-orang Islam dalam Perang Salib ini. Merupakan fakta jika jauh sebelum Eropa berani melayari samudera, bangsa Arab telah dikenal dunia sebagai bangsa pedagang pemberani yang terbiasa melayari samudera luas hingga ke Nusantara. Bahkan kapur barus yang merupakan salah satu zat utama dalam ritual pembalseman para Fir’aun di Mesir pada abad sebelum Masehi, didatangkan dari satu kampung kecil bernama Barus yang berada di pesisir barat Sumatera tengah.

Dari pertemuan peradaban inilah bangsa Eropa mengetahui jika ada satu wilayah di selatan bola dunia yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya, yang tidak terdapat di belahan dunia manapun. Negeri itu penuh dengan karet, lada, dan rempah-rempah lainnya, selain itu Eropa juga mencium adanya emas dan batu permata yang tersimpan di perutnya. Tanah tersebut iklimnya sangat bersahabat, dan alamnya sangat indah. Wilayah inilah yang sekarang kita kenal dengan nama Nusantara. Mendengar semua kekayaan ini Eropa sangat bernafsu untuk mencari semua hal yang selama ini belum pernah didapatkannya.

Paus Alexander VI pada tahun 1494 memberikan mandat resmi gereja kepada Kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol melalui Perjanjian Tordesillas. Dengan adanya perjanjian ini, Paus Alexander dengan seenaknya membelah dunia di luar daratan Eropa menjadi dua kapling untuk dianeksasi. Garis demarkasi dalam perjanjian Tordesilas itu mengikuti lingkaran garis lintang dari Tanjung Pulau Verde, melampaui kedua kutub bumi. Ini memberikan Dunia Baru—kini disebut Benua Amerika—kepada Spanyol. Afrika serta India diserahkan kepada Portugis. Paus menggeser garis demarkasinya ke arah timur sejauh 1.170 kilometer dari Tanjung Pulau Verde. Brazil pun jatuh ke tangan Portugis. Jalur perampokan bangsa Eropa ke arah timur jauh menuju kepulauan Nusantara pun terbagi dua. Spanyol berlayar ke Barat dan Portugis ke Timur, keduanya akhirnya bertemu di Maluku, di Laut Banda.

Sebelumnya, jika dua kekuatan yang tengah berlomba memperbanyak harta rampokan berjumpa tepat di satu titik maka mereka akan berkelahi, namun saat bertemu di Maluku, Portugis dan Sanyol mencoba untuk menahan diri. Pada 5 September 1494, Spanyol dan Portugal membuat perjanjian Saragossa yang menetapkan garis anti-meridian atau garis sambungan pada setengah lingkaran yang melanjutkan garis 1.170 kilometer dari Tanjung Verde. Garis itu berada di timur dari kepulauan Maluku, di sekitar Guam.
Sejak itulah, Portugis dan Spanyol berhasil membawa banyak rempah-rempah dari pelayarannya. Seluruh Eropa mendengar hal tersebut dan mulai berlomba-lomba untuk juga mengirimkan armadanya ke wilayah yang baru di selatan. Ketika Eropa mengirim ekspedisi laut untuk menemukan dunia baru, pengertian antara perdagangan, peperangan, dan penyebaran agama Kristen nyaris tidak ada bedanya. Misi imperialisme Eropa ini sampai sekarang kita kenal dengan sebutan “Tiga G”: Gold, Glory, dan Gospel. Seluruh penguasa, raja-raja, para pedagang, yang ada di Eropa membahas tentang negeri selatan yang sangat kaya raya ini. Mereka berlomba-lomba mencapai Nusantara dari berbagai jalur. Sayang, saat itu belum ada sebuah peta perjalanan laut yang secara utuh dan detil memuat jalur perjalanan dari Eropa ke wilayah tersebut yang disebut Eropa sebagai Hindia Timur. Peta bangsa-bangsa Eropa baru mencapai daratan India, sedangkan daerah di sebelah timurnya masih gelap.

Dibandingkan Spanyol, Portugis lebih unggul dalam banyak hal. Pelaut-pelaut Portugis yang merupakan tokoh-tokoh pelarian Templar (dan mendirikan Knight of Christ), dengan ketat berupaya merahasiakan peta-peta terbaru mereka yang berisi jalur-jalur laut menuju Asia Tenggara. Peta-peta tersebut saat itu merupakan benda yang paling diburu oleh banyak raja dan saudagar Eropa. Namun ibarat pepatah, “Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga”, maka demikian pula dengan peta rahasia yang dipegang pelaut-pelaut Portugis. Sejumlah orang Belanda yang telah bekerja lama pada pelaut-pelaut Portugis mengetahui hal ini. Salah satu dari mereka bernama Jan Huygen van Linschoten. Pada tahun 1595 dia menerbitkan buku berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis, yang memuat berbagai peta dan deksripsi amat rinci mengenai jalur pelayaran yang dilakukan Portugis ke Hindia Timur, lengkap dengan segala permasalahannya.

Buku itu laku keras di Eropa, namun tentu saja hal ini tidak disukai Portugis. Bangsa ini menyimpan dendam pada orang-orang Belanda. Berkat van Linschoten inilah, Belanda akhirnya mengetahui banyak persoalan yang dihadapi Portugis di wilayah baru tersebut dan juga rahasia-rahasia kapal serta jalur pelayarannya. Para pengusaha dan penguasa Belanda membangun dan menyempurnakan armada kapal-kapal lautnya dengan segera, agar mereka juga bisa menjarah dunia selatan yang kaya raya, dan tidak kalah dengan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya.

Pada tahun 1595 Belanda mengirim satu ekspedisi pertama menuju Nusantara yang disebutnya Hindia Timur. Ekspedisi ini terdiri dari empat buah kapal dengan 249 awak dipimpin Cornelis de Houtman, seorang Belanda yang telah lama bekerja pada Portugis di Lisbon. Lebih kurang satu tahun kemudian, Juni 1596, de Houtman mendarat di pelabuhan Banten yang merupakan pelabuhan utama perdagangan lada di Jawa, lalu menyusur pantai utaranya, singgah di Sedayu, Madura, dan lainnya. Kepemimpinan de Houtman sangat buruk. Dia berlaku sombong dan besikap semaunya pada orang-orang pribumi dan juga terhadap sesama pedagang Eropa. Sejumlah konflik menyebabkan dia harus kehilangan satu perahu dan banyak awaknya, sehingga ketika mendarat di Belanda pada tahun 1597, dia hanya menyisakan tiga kapal dan 89 awak. Walau demikian, tiga kapal tersebut penuh berisi rempah-rempah dan benda berharga lainnya.

Orang-orang Belanda berpikiran, jika seorang de Houtman yang tidak cakap memimpin saja bisa mendapat sebanyak itu, apalagi jika dipimpin oleh orang dan armada yang jauh lebih unggul. Kedatangan kembali tim de Houtman menimbulkan semangat yang menyala-nyala di banyak pedagang Belanda untuk mengikut jejaknya. Jejak Houtman diikuti oleh puluhan bahkan ratusan saudagar Belanda yang mengirimkan armada mereka ke Hindia Timur. Dalam tempo beberapa tahun saja, Belanda telah menjajah Hindia Timur dan hal itu berlangsung lama hingga baru merdeka pada tahun 1945.Semoga menambah wawasan kita semua.

0 komentar

Perang Kilat Ala Nazi


Bagaimana strategi perang yang di lakukan pasukan jerman melalui pimpinannya Adolf Hitler begitu mengguncang Polandia pada masa itu tidak terkecuali negara-negara Eropa Barat. Strategi perang ini dikemudian hari diistilahkan sebagai Blitzkrieg atau Perang Kilat ala NAZI.

Tanggal 1 September 1939 pukul 04.45 pagi, tembakan salvo kapal latih Jerman bernama Schleswig-Holstein yang ditujukan pada sebuah markas garnisun Polandia di Semenanjung Westerplatte mengawali pecahnya Perang Dunia (PD) II.

Inilah puncak petualangan agresi Adolf Hitler setelah ia merobek Perjanjian Versailles tahun 1935, menganeksasi Austria pada Maret 1938 dan dalam bulan September masih pada tahun yang sama ; tentara Jerman menduduki Sudetenland serta sebagian wilayah Cekoslowakia. Dan Maret 1939, Jerman menyerbu seluruh wilayah Cekoslowakia – sebuah pengingkaran terhadap Perjanjian Muenchen dengan pihak Inggris-Prancis.



Polandia dilibas Jerman dengan kekuatan 44 divisi, sementara Polandia memiliki 40 divisi ditambah 10 brigade pasukan berkuda yang terdiri dari 1,75 juta tentara, 935 pesawat terbang dan 500 tank yang kebanyakan usang. Gerakan ofensif Jerman mengandalkan kecepatan yang dibuka dengan kekuatan udaranya, lalu diikuti dengan penetrasi korps lapis bajanya yang dibidani oleh Jenderal Heinz Guderian.

Ketika rencana ini dicetuskan Hitler ; reaksi Kepala Staff Umum Jenderal Franz Halder hanya setengah hati, dingin dan jauh dari antusias. Masalahnya Halder teringat mantan Kepala Staff Umum Jenderal Ludwig Beck yang digantikannya beberapa bulan sebelumnya, yang justru mengundurkan diri gara-gara protes terhadap agresi Jerman ke Cekoslowakia. Kini tiba giliran dirinya menghadapi situasi yang sama.

Sayangnya selera agresi Hitler lebih terakomodasi oleh lemahnya sikap Perdana Menteri Inggris Neville Chamberlain dan Edouard Daladier Perdana Menteri Prancis dalam Perjanjian Muenchen. Dan kini Halder bersama Marsekal Walter von Brauchitsch, pucuk pimpinan angkatan bersenjata Jerman, mati-matian berusaha mengangkat isu reaksi Uni Soviet karena serbuan ke Polandia tentu akan memancing reaksi keras Josef Stalin. Adalah lebih baik Hitler mengurungkan niatnya ini. Tapi Hitler dengan enteng menepis hal itu dan malah mengkuliahi mereka berdua tanpa henti tentang konsep Kerajaan Ketiga (Third Reich) yang memerlukan lahan wilayah kekuasaan yang lebih luas sebagai ruang hidup, ketimbang tanah Jerman yang telah tersedia, buat menopang masa 1.000 tahun ke depan. Seperti biasa Hitler pun panjang lebar ‘pidato’ dan tanpa ada yang bisa menghentikannya. Hasilnya ? Seperti sudah-sudah, agresi Hitler tetap dilaksanakan.


Yaitu dengan diterapkannya strategi jepitan ganda yang mematikan terhadap Polandia. Sayap kirinya, Grup Tentara Utara dipimpin oleh Marsekal Feodor von Bock dengan 630.000 personil dan sayap kanan Grup Tentara Selatan dipimpin Kolonel-Jenderal Gerd von Rundstedt dengan 886.000 personil ; kedua kekuatan dahsyat yang didukung dengan 2.000 pesawat tempur dan 1.700 tank menyerbu untuk menjepit Polandia. Dalam gerakan ini pusat kekuatan Polandia di Posen sengaja oleh Jerman diabaikan agar terputus logistiknya ; sehingga tidak akan mampu bergerak untuk mempertahankan Warsawa. Sementara Warsawa sendiri dijepit lagi dari arah utara oleh Tentara Ke-4 Pommerania dan Tentara Ke-3 Prusia Timur di bawah pimpinan Jenderal Walther von Reichenau.

Di lain pihak Korps lapis baja Guderian terus menerobos memasuki Polandia. Setelah dua minggu, ia sudah tiba di benteng Bret Litowsk. Dan tiga hari kemudian, 17 September 1939, ia sudah bertemu dengan pasukan tank Jerman yang bergerak dari arah selatan di bawah von Rundstedt di Woldowa, di tepi Sungai Bug. Kini kekuatan Polandia terpotong-potong tanpa daya dan hanya menunggu waktu. Strategi Nazi Jerman ini dikemudian hari diistilahkan sebagai Blitzkrieg, Perang Kilat ; yang juga kembali diterapkan oleh Hitler untuk menyerbu Eropa Barat, Mei 1940.

Ketika perlawanan Polandia kian dijinakan. Halder dan Brauchitsch sepaham untuk membiarkan Warsawa yang telah terisolasi untuk menyerah dengan sendirinya, mereka memastikan hal itu akan segera terjadi oleh sebab minimnya logistik yang artinya kelaparan masif terjadi pada penduduk Warsawa. Tapi Hitler ikut campur tangan dengan memerintahkan agar ibukota Polandia yang tak berdaya ini diluluh-lantakan oleh bom. Kedua petinggi militer ini protes keras. Sebab hal itu sungguh suatu hal yang biadab dan tak ada manfaatnya sama sekali dari segi pandang tradisi militer dan kemanusiaan.


Tapi Hitler punya tujuan lain. Ia tidak ingin Warsawa jatuh utuh ke tangan Soviet. Masalahnya kini Stalin pun ikut-ikutan menyerbu Polandia dari arah timur pada tanggal 17 September. Ibaratnya membiarkan Jerman kerja keras, Stalin tinggal menanngguk hasil. Bagi Hitler lebih baik Warsawa dihancurkan hingga tidak memiliki nilai ekonomis buat Soviet. Di kemudian hari Halder mengatakan bahwa ia dan Brauchistch begitu marah sebab telah dibohongi Hitler dan Menteri Luar Negeri Joachim von Ribbentrop, yang notabene orang sipil dan para petualang politik ketimbang diri mereka berdua hasil didikan militer tradisional Jerman yang penuh disiplin. Karena ia dan Brauchitsch baru tahu saat di medan tempur Polandia bahwa antara Jerman dan Soviet ada Pakta Molotov-Ribbentrop, pakta non-agresi, tidak saling menyerang yang ditandatangani pada tanggal 23 Agustus 1939 di Moskwa.

Polandia kendati kemudian kalah dengan menyerahnya garnisun terakhir dengan 17.000 personilnya di kota Kock tanggal 6 Oktober, tetapi perlawanan yang amat heroik diberikan Polandia selama hampir satu bulan lebih dan bahkan menimbulkan kekaguman para petinggi Wehrmacht, seperti Guderian dan Halder sendiri. Kegigihan Polandia memang mengesankan soalnya pada tahun berikutnya Prancis, Belgia dan Belanda memperoleh giliran dilibas Jerman dan hanya mampu bertahan dalam hitungan hari. Berbeda dengan Polandia yang harus menghadapi dua raksasa saat itu, Nazi Jerman dan Uni Soviet.
Sementara yang tidak kita ketahui sebenarnya Hitler sempat panik, ketika Inggris menyatakan perang pada tanggal 3 September dan beberapa jam kemudian diikuti oleh Prancis. Ia tidak menduga bahwa setelah sekian kali kedua negara itu bungkam seribu bahasa terhadap ulah agresi sebelum-sebelumnya, kali ini buat Polandia urusannya sungguh berbeda. Kedua negara itu serentak menyatakan perang terhadap Nazi Jerman. “ Apa yang harus kita perbuat ? “ tanya Hitler berkali-kali kepada Ribbentrop dengan nada panik.



Saat itu dalam ruang tunggu istana kekanseliran Berlin, Marsekal Hermann Goering menukas kepada seorang jenderal yang menunggu giliran sebab dipanggil Hitler : Kalau kita kalah perang ini, oh Tuhan kami ! Menteri Propaganda Dr Joseph Goebbels yang kebetulan berada di ruangan yang sama hanya terdiam membisu.

Di lain pihak rakyat Jerman sendiri amat tidak antusias menyambut timbulnya perang dunia baru ini, berbeda ketika Perang Dunia I meletus pada tahun 1914, saat itu publik bersorak-sorai melambaikan tangannya ke arah barisan demi barisan tentara yang bergerak maju ke front tempur. Kini keadaan berbeda, rakyat Jerman dicekam rasa takut sekaligus ngeri sebab bayangan PD I masih belum hilang tuntas.

Tampaknya kini semua orang di lingkar dalam Hitler teringat pidato protes Fritz Thyssen, industrialis alat berat Jerman ; yang nekad tampil sendirian di gedung Reichstag. Ia tercatat sebagai satu-satunya anggota Reichstag yang terang-terangan memprotes agresi Hitler. Dengan lantang ia meramalkan penyerbuan ke Polandia akan melahirkan perang dunia baru di Eropa. Untuk itu menurutnya, mesin perang Jerman tidaklah akan cukup untuk memenangkan peperangan yang akan terjadi. Dan Hitler adalah orang yang menyulut peperangan itu.



Prediksi Thyssen terbukti benar – tanggal 8 Mei 1945, hampir selama enam tahun, untuk kedua kalinya sejak PD I, Jerman harus mengaku kalah terhadap Sekutu.
Setelah kekalahan tersebut Adolf Hitler begitu terpukul, saking terpukulnya di tempat persembunyiannya Hitler menghabisi nyawanya sendiri beserta keluarganya, Dimana cerita tentang kematian tersebut menjadi sebuah misteri.

Source : Viva.co.id
0 komentar

Misteri Dibalik Lagu Isabela

Ini bukan karena produk malaysia, tapi ini sebuah Fakta. Lagu Isabella yg poluper di tahun 90an dan sekarang masih juga populer ternyata penuh kontroversi. Lagu ini sebenarnya tidak lebih dari prasasti kepiluan Umat Islam Andalusia (Spanyol), setiap alunan lagu ini adalah seperti membuka kembali kepedihan yang pernah dialami umat Islam di wilayah Granada (Spanyol bagian Selatan) di akhir abad 15 tersebut, mendengar lagu ini adalah seperti memaksa kita untuk mengingat-ingat terus akan penderitaan Umat Islam Andalusia pada waktu itu, lirik lagu ini seakan ingin mengabadikan ‘kemenangan besar’ kaum Katholik atas kaum Muslimin disana, judul lagu ini bahkan seperti sedang menyanjung sang aktor intelektual dibalik peristiwa bengis yang dialami umat Islam waktu itu, yaitu Ratu Isabella.

Sejarah mencatat, pemusnahan etnis dan agama pertama dan terbesar di Eropa terjadi ketika Isabella I (Ratu Castile) dan suaminya, Ferdinand V (Raja Aragon) berhasil menggulingkan pemerintahan Sultan Muhammad XII (Kesultanan Islam terakhir di Granada) pada 2 Januari 1492 M., sejak saat itu, runtuhlah kejayaan Islam di Andalusia setelah bertahan selama lebih dari 8 abad, dan dimulailah abad kegelapan bagi Umat Islam Andalusia.


Quote:
Dibawah kendali Isabella dan suaminya (Ferdinand) umat Islam Granada diberikan 3 pilihan yang sulit, pertama- masuk agama mereka (Katholik), kedua- Keluar dari Tanah Air (Andalusia), Ketiga- kalau tidak mau keduanya (masuk katholik dan keluar Andalusia) akan dibunuh dengan cara dibakar, beberapa diantara kaum Muslimin, demi kelangsungan hidupnya lebih memilih opsi pertama (masuk Katholik), akan tetapi paling banyak adalah yang mempertahankan keislamannya, meskipun harus terusir dari tanah airnya, meskipun harus mati terpanggang, akibatnya bisa ditebak, ribuan Muslim meninggal baik karena dibakar maupun karena kelaparan didalam perjalanan keluar dari tanah airnya, dan ratusan ribu yang lainnya terusir dan kemudian tinggal disekitar pantai Utara Maroko dan Tunisia (Afrika Utara) dan sebagian wilayah Turki.
Tidak itu saja, semua masjid di Granada kemudia dialih fungsikan menjadi gereja katholik, termasuk Masjid Kordoba yang megah itu, yang sejak saat itu berubah menjadi Gereja Santa Maria de la Sed, perpustakaan-perpustakaan Islam dikeluarkan isinya, kemudian ratusan ribu buku-bukunya dibakar habis, maka peradaban Islampun hilang dari bumi Andalusia (Spanyol) hingga saat ini, yang tersisa hanya cerita-cerita tentang kejayaan Islam zaman dahulu melalui peninggalan-peninggalan yang masih ada seperti istana Al-Hambra dan masjid Kordoba yang tersohor seantero dunia tersebut.

Perhatikan dengan seksama reffrent lagu Isabella tersebut :


Quote:
Reff:
Dia isabella, lambang cinta dan prahara
Terpisah karena adat yang berbeda
Cinta gugur bersama daun-daun kekeringan
Lambang Kekuatan Cinta Isabella dan Ferdinand yang mempersatukan dua kerajaan Katholik besar (Castile dan Aragon), yang akhirnya bisa menggulingkan pemerintahan Islam Granada yang sudah bertahan 8 abad lebih, namun darinya kemudian menimbulkan prahara kemanusiaan yang hebat bagi kaum Muslimin Granada.

Kaum Muslimin Granada harus berpisah dengan Tanah airnya hanya karena agama yang berbeda dengan penguasa baru Granada (Isabella dan Ferdinand).

Cinta mereka (Isabella dan Ferdinand) jatuh bersama kaum Muslimin yang mati kelaparan karena terusir dari Tanah Airnya maupun karena mati terbakar laksana daun-daun kekeringan.

Jadi masihkah kita ingin mendengar lagu tersebut, akankah kita biarkan anak-anak kita menyanyikan lagu kemenangan Isabella atas penderitaan kaum muslimin Granada tersebut?

Source : Viva.co.id

0 komentar

cerita tentang aktris yang malang



Ia adalah seorang aktris Amerika ternama dan termasuk yang paling terkenal di Hollywood. Pendapat orang tentang dirinya : “Ia adalah bintang Hollywood yang tidak pernah redup cahayanya, pamornya tidak pernah padam, dan pembicaraan tentang dirinya tidak pernah ada putusnya.”
Wanita terkenal ini telah meninggal dunia sejak 37 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 5 Agustus 1962M, dalam keadaan yang serba tidak jelas.

Bagaimanakah kehidupan wanita yang semasa hidup dan sesudah matinya menghebohkan dan menyibukkan dunia ini, yang meninggalkan dunia diatas gelombang ketenarannya, dibawah kilat kejayaannya, dan pada puncak keremajaannya yang sampai sekarang masih terus diperbincangkan. Bagaimanakah kehidupannya yang sebenarnya? Apakah ia bahagia dalam kehidupannya? Apakah ketenarannya dapat memenuhi segala kehidupannya?


Semoga kisah tentang dirinya berikut dapat menjadi dasar dan acuan yang paling valid untuk mengetahui kebahagiaan yang dirasakannya. Ia bercerita bawah ia tumbuh dalam keluarga yang dilingkupi oleh kesusahan dan dikelilingi oleh kesedihan. Ia tidak tahu siapa ayah kandungnya. Ia tidak menemukan seorang ibu yang menyayanginya. Tidak pula ada seorang pun yang pernah menepuk-nepuk pundaknya sambil mengatakan perkataan-perkataan yang biasa dikatakan kepada anak kecil : “Engkau cantik sekali…”

Ia juga mengakui bahwa nama laki-laki yang tertera di akte kelahirannya adalah salah seorang kekasih ibunya yang mungkin dipilih dengan cara undian sebagai seorang ayah bagi anak yang baru dilahirkan.

Marilyn juga berkata : “Setelah ia mengalami depresi berat, panti asuhan lah yang menjadi tempat tinggalnya. Di panti ini, banyak sekali keluarga yang ingin mengadopsinya sebagai anak angkat, sampai akhirnya ia di adopsi oleh wanita tua yang bernama Ana Laudur. Ia tinggal bersama wanita ini sampai jenjang SMA. Ibu angkatnya menyadari bahwa anaknya telah beranjak dewasa dan semakin cantik. Para pemuda kota Los Angeles selalu mengikutinya kemanapun ia pergi, sampai akhirnya ibunya pun berencana menikahkannya dengan seorang pemuda bernama Jim Dougherty, namun sayang ia tidak mencintainya dan tidak pernah merasa bahagia dengan laki-laki itu. Dari sinilah kemudian ia mulai meniti kariernya didunia entertainment (hiburan), yang mengakibatkan suaminya merasa cemburu dan akhirnya kehidupan rumah tangganya berakhir dengan perceraian. Setelah itu, mulailah Marilyn terkenal sebagai seorang aktris.

Kemudia setelah itu, ketenarannya terus melonjak sehingga memicu berkobarnya api kecemburuan dan kedengkian dikalangan orang banyak-sebagaimana yang dikatakan Marilyn-namun dia merasa tidak merasa perlu untuk memadamkan semua itu. Marilyn juga pernah mengatakan bahwa ia ingin sekali keluar bermain bersama orang-orang yang tidak mengenal siapa dirinya, namun mereka mengajaknya semata-mata karena perasaan cinta.

Marilyn mengaku bahwa ia tidak mencintai seorang pun dari ketiga suaminya (Jim Dougherty, Arthur Miller dan Joe DiMaggio). Ia pun mengakui bahwa laki-laki yang dicintainya adalah seorang penulisskenario drama Amerika bernama Arthur Miller. Akan tetapi perkawinan-sebagaimana penuturannya-menghancurkan semua perasaan cinta itu. Maka dari itu, Ia pun memutuskan untuk berpisah dan bercerai dengannya, namun tetap bersahabat.

Marilyn meyakinkan bahwa pengalaman yang paling buruk dalam hidupnya adalah ketika semua orang berusaha memanfaatkannya, bahkan keluarga terdekatnya sekalipun. Yang perlu diingat pula bahwa fase kehidupan wanita ini merupakan rentetan keburukan yang saling berkaitan. Selain itu, sama sekali ia tidak pernah memberikan jasa kepada orang lain.

Diantara rentetan keburkan yang paling terkenal adalah hubungan gelapnya dengan presiden John F. Kennedy, yang meninggalkannya setelah mendapat kursi kepresidenan, yang kemudian digantikan oleh saudaranya Robert Kennedy. Hubungan gelap tersebut menyebabkan masalah yang banyak sekali. Bahkan, ada yang menduga keluarga Kennedy ikut bertanggung jawab atas kematian Marilyn.
Bagaimanakah akhir kehidupan wanita ini?

Mereka menemukan Marilyn dalam keadaan sudah tidak bernyawa didalam rumahnya. Tim forensik yang menangani kasusnya menyatakan bahwa ia mati bunuh diri. Tim itu juga menemukan sebuah surat rahasia yang tersimpan dalam kotak penyimpanan di Manhattan, New York. Surat tersebut memberikan sedikit titik terang penyebab bunuh dirinya Marilyn Monroe, sebab pada sampul surat itu tertuliskan kalimat : “Jangan dibuka sebelum aku mati”.

Ketika tim membukanya, ternyata surat itu berisi tulisan tangan Marilyn Monroe. Tulisan itu tertuju kepada seorang wanita yang meminta saran tentang bagaimana caranya agar menjadi bintang. Dalam jawabannya kepada penanya itu dan kepada siapa saja yang ingin menjadi bintang, Marilyn berkata : “Berhati-hatilah terhadap sanjungan dan terhadap kegemerlapan yang menimpamu. Sungguh aku merasa sebagai wanita yang paling sengsara di dunia ini. Aku tidak bisa menjadi seorang ibu. Aku lebih mementingkan rumah dan kehidupan keluarga terhormat diatas segala-galanya.

Seebnarnya, kebahagian hakiki seorang wanita terdapat pada ikatan kehidupan rumah tangga yang suci. Kehidupan kelaurga merupakan lambang kebahagian seorang wanita, bahkan kebahagiaan seluruhnya.

Di akhir suratnya ia berkata : ” Orang-orang telah menzhalimi aku, Bergelut dalam bidang hiburan, sama dengan menjadikan seorang wanita bagaikan barang murahan yang hina walau bagaimanapun banyaknya sanjungan dan ketenaran yang justru mematikan. Aku menyarankan kepada semua wanita agar jangan bergelut dalam bidang ini ataupun sebagai pemainnya. Sesungguhnya kematian mereka akan sama seperti kematianku.”

Demikianlah keadaan bintang ini dan itulah beberapa nasehat yang ia berikan di akhir ketenarannya. Banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik dari kisah ini, namun sayang sekali sedikit sekali orang yang mau mengambilnya.

Oleh karena itu, adakah orang yang mau mengambilnya sebagai PELAJARAN?

souce : Buku “Cara Bertaubat Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah” (Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd)
0 komentar

planet krypton



 Karakter fiksi legendaris, Superman terlahir sebagai bocah Kal-El di Planet Krypton. Ia dikirim ke Bumi oleh ayah kandungnya, Jor-El, hanya beberapa saat sebelum planet tempatnya berpijak hancur. Kemudian ia dibesarkan di Kansas oleh keluarga angkatnya sebagai Clark Kent.

Seorang astrofisikawan terkemuka, Neil deGrasse Tyson berusaha mencari lokasi Krypton di alam nyata, atas permintaan DC Comics, pemegang hak cipta komik Superman, yang ingin melanjutkan kisah tentang pencarian kampung halaman superhero yang jadi ikon Amerika Serikat itu.

Usaha itu diklaim berhasil, Krypton ditemukan pada jarak 27,1 tahun cahaya dari Bumi. Tepatnya di konstelasi selatan Corvus. Tyson yang juga Direktur Planetarium Hayden di Kota New York mengatakan, planet tersebut mengorbit pada bintang cebol,  LHS 2520 yang lebih dingin dan lebih kecil dari Matahari.

Komik Superman terbaru, "Star Light, Star Bright" mulai diluncurkan pada Rabu 7 November 2012. Sebagai bentuk penghargaan, Tyson juga muncul sebagai karakter komik yang membantu Sang Pahlawan dalam petualangannya.

"Sebagai orang asli Metropolis, saya sangat gembira bisa membantu Superman, yang telah melakukan banyak hal untuk kota ini selama bertahun-tahun," kata Tyson dalam pernyataannya, seperti dimuat SPACE.com.

Menurutnya, Superman punya bakat sebagai ilmuwan. "Sangat gamblang, jika dia tidak ditakdirkan jadi superhero, ia mungkin jadi seorang astrofisikawan."

Sementara, bagi DC Comics ini adalah tonggak penting bagi mitos Superman. "Yang membantu superhero kami menemukan tempatnya di alam semesta," kata salah satu penerbit DC Entertainment, Dan DiDio dalam pernyataannya.

Tak hanya menempatkan salah satu astrofisikawan ternama dalam komik. "Juga mengaplikasikan sains di dunia nyata pada cerita ini telah mengubah tempat Superman dalam sejarah," kata DiDio.

"Sekarang para penggemar bisa melihat penampakan di langit malam dan berkata, 'di sana tempat Superman dilahirkan'."

Anda harus membaca "Star Light, Star Bright" untuk mengetahui aksi Superman dan Tyson menemukan Krypton.
Namun, untuk para astronom amatir yang ingin melihat bintang sungguhan, LHS 2520 di langit malam, ini koordinat yang bisa dijadikan petunjuk:

Right Ascension: 12 hours 10 minutes 5.77 seconds

Declination:  -15 degrees 4 minutes 17.9 seconds

Proper Motion: 0.76 arcseconds per year, along 172.94 degrees from due north

Source : Viva.co.id
 
;