Sejarah mencatat, pemusnahan etnis dan agama pertama dan terbesar di Eropa terjadi ketika Isabella I (Ratu Castile) dan suaminya, Ferdinand V (Raja Aragon) berhasil menggulingkan pemerintahan Sultan Muhammad XII (Kesultanan Islam terakhir di Granada) pada 2 Januari 1492 M., sejak saat itu, runtuhlah kejayaan Islam di Andalusia setelah bertahan selama lebih dari 8 abad, dan dimulailah abad kegelapan bagi Umat Islam Andalusia.
Quote:
Dibawah kendali Isabella dan suaminya (Ferdinand) umat Islam Granada diberikan
3 pilihan yang sulit, pertama- masuk agama mereka (Katholik), kedua-
Keluar dari Tanah Air (Andalusia), Ketiga- kalau tidak mau keduanya
(masuk katholik dan keluar Andalusia) akan dibunuh dengan cara dibakar,
beberapa diantara kaum Muslimin, demi kelangsungan hidupnya lebih
memilih opsi pertama (masuk Katholik), akan tetapi paling banyak adalah
yang mempertahankan keislamannya, meskipun harus terusir dari tanah
airnya, meskipun harus mati terpanggang, akibatnya bisa ditebak, ribuan
Muslim meninggal baik karena dibakar maupun karena kelaparan didalam
perjalanan keluar dari tanah airnya, dan ratusan ribu yang lainnya
terusir dan kemudian tinggal disekitar pantai Utara Maroko dan Tunisia
(Afrika Utara) dan sebagian wilayah Turki.Tidak itu saja, semua masjid di Granada kemudia dialih fungsikan menjadi gereja katholik, termasuk Masjid Kordoba yang megah itu, yang sejak saat itu berubah menjadi Gereja Santa Maria de la Sed, perpustakaan-perpustakaan Islam dikeluarkan isinya, kemudian ratusan ribu buku-bukunya dibakar habis, maka peradaban Islampun hilang dari bumi Andalusia (Spanyol) hingga saat ini, yang tersisa hanya cerita-cerita tentang kejayaan Islam zaman dahulu melalui peninggalan-peninggalan yang masih ada seperti istana Al-Hambra dan masjid Kordoba yang tersohor seantero dunia tersebut.
Perhatikan dengan seksama reffrent lagu Isabella tersebut :
Quote:
Reff: Dia isabella, lambang cinta dan prahara Terpisah karena adat yang berbeda Cinta gugur bersama daun-daun kekeringan |
Kaum Muslimin Granada harus berpisah dengan Tanah airnya hanya karena agama yang berbeda dengan penguasa baru Granada (Isabella dan Ferdinand).
Cinta mereka (Isabella dan Ferdinand) jatuh bersama kaum Muslimin yang mati kelaparan karena terusir dari Tanah Airnya maupun karena mati terbakar laksana daun-daun kekeringan.
Jadi masihkah kita ingin mendengar lagu tersebut, akankah kita biarkan anak-anak kita menyanyikan lagu kemenangan Isabella atas penderitaan kaum muslimin Granada tersebut?
Source : Viva.co.id
0 komentar:
Posting Komentar